KRL Ekspres Berganti Commuter Line
Perusahaan Kereta Api (PT KAI) memberlakukan kebijakan baru Kereta Rel Listrik (KRL) di Jabodetabek yang mewajibkan semua KRL Ekspres berhenti disetiap stasiun.
Kebijakan ini akan mulai diperlakukan mulai 2 Juli 2011 mendatang, sehingga semua perjalanan kereta diberlakukan sama dengan perjalanan KRL Ekonomi-AC. KRL ekspres maupun ekonomi-AC akan berubah menjadi satu nama, Commuter Line.
Kepala Stasiun Depok Lama Dwi Purwanto mengatakan, Rencananya seperti itu, setiap KRL Ekspres dan AC-Ekonomi namanya berubah menjadi Commuter Line, jadi berhenti di setiap stasiun, seperti KRL kelas ekonomi.
Menurutnya, sosialisasi kebijakan itu sudah mulai disampaikan kepada para penumpang. Salah satunya dengan memasang spanduk pengumuman. “Kami baru memasang spanduk, kemudian akan ada rencana memberikan selebaran di atas kereta, lalu bisa juga disampaikan lewat pengeras suara,” imbuhnya.
Agar penumpang tidak bingung, kebijakan tersebut akan diujicobakan mulai 18 Juni, pekan depan. “Kami mau mengetahui respons masyarakat, nanti dimulai 18 Juni. Setiap KRL Ekspres akan berhenti di tiap stasiun,” ujarnya.
Dwi menambahkan, uji coba tersebut tidak hanya dilakukan satu kali, namun akan dilaksanakan dua kali menjelang 2 Juli. “Selain tanggal 18 Juni, rencananya juga akan dilakukan lagi minggu depannya. Bisa jadi 25 Juni, itu baru rencana. Tapi kalau uji coba pertama pasti dilakukan tanggal 18 Juni,” jelasnya kepada wartawan, Jumat (10/6) kemarin.
Sedikitnya terdapat 106 perjalanan KRL setiap hari untuk kelas Commuter Line dan ekonomi. Kebijakan penghapusan KRL Ekspres pada 2 Juli mendatang merupakan rencana lama, namun sempat ditunda pada 1 April lalu karena dinilai kurang sosialisasi.
Harga tiket sementara yang ditentukan adalah Rp 9 ribu untuk jenis KRL Commuter Line dan juga berlaku untuk KRL Ekonomi-AC.
“Ini masih sementara, belum pasti, tarifnya Rp 9 ribu untuk Commuter Line, dan nanti KRL Ekspres dihapus maupun Ekonomi-AC akan diganti dengan Commuter Line, harganya disamakan, kecuali kelas ekonomi akan tetap seperti biasa,” papar Dwi Purwanto.
Secara terpisah, Dodi (35) salahsatu penumpang yang pesimis penghapusan KRL Ekspres dengan diganti berupa KRL Commuter Line tidak akan menjamin peningkatan pelayanan kualitas PT KAI.
“Boleh-boleh saja tarif naik atau disamakan jadi Rp 9 ribu, asalkan tidak telat, tidak penuh, dan tidak ada yang duduk di bawah. Soal jarak tempuh enggak masalah, mau diapakan lagi. Saya yakin walau itu dilakukan tak akan ada peningkatan pelayanan,” ujarnya. (als)
Kebijakan ini akan mulai diperlakukan mulai 2 Juli 2011 mendatang, sehingga semua perjalanan kereta diberlakukan sama dengan perjalanan KRL Ekonomi-AC. KRL ekspres maupun ekonomi-AC akan berubah menjadi satu nama, Commuter Line.
Kepala Stasiun Depok Lama Dwi Purwanto mengatakan, Rencananya seperti itu, setiap KRL Ekspres dan AC-Ekonomi namanya berubah menjadi Commuter Line, jadi berhenti di setiap stasiun, seperti KRL kelas ekonomi.
Menurutnya, sosialisasi kebijakan itu sudah mulai disampaikan kepada para penumpang. Salah satunya dengan memasang spanduk pengumuman. “Kami baru memasang spanduk, kemudian akan ada rencana memberikan selebaran di atas kereta, lalu bisa juga disampaikan lewat pengeras suara,” imbuhnya.
Agar penumpang tidak bingung, kebijakan tersebut akan diujicobakan mulai 18 Juni, pekan depan. “Kami mau mengetahui respons masyarakat, nanti dimulai 18 Juni. Setiap KRL Ekspres akan berhenti di tiap stasiun,” ujarnya.
Dwi menambahkan, uji coba tersebut tidak hanya dilakukan satu kali, namun akan dilaksanakan dua kali menjelang 2 Juli. “Selain tanggal 18 Juni, rencananya juga akan dilakukan lagi minggu depannya. Bisa jadi 25 Juni, itu baru rencana. Tapi kalau uji coba pertama pasti dilakukan tanggal 18 Juni,” jelasnya kepada wartawan, Jumat (10/6) kemarin.
Sedikitnya terdapat 106 perjalanan KRL setiap hari untuk kelas Commuter Line dan ekonomi. Kebijakan penghapusan KRL Ekspres pada 2 Juli mendatang merupakan rencana lama, namun sempat ditunda pada 1 April lalu karena dinilai kurang sosialisasi.
Harga tiket sementara yang ditentukan adalah Rp 9 ribu untuk jenis KRL Commuter Line dan juga berlaku untuk KRL Ekonomi-AC.
“Ini masih sementara, belum pasti, tarifnya Rp 9 ribu untuk Commuter Line, dan nanti KRL Ekspres dihapus maupun Ekonomi-AC akan diganti dengan Commuter Line, harganya disamakan, kecuali kelas ekonomi akan tetap seperti biasa,” papar Dwi Purwanto.
Secara terpisah, Dodi (35) salahsatu penumpang yang pesimis penghapusan KRL Ekspres dengan diganti berupa KRL Commuter Line tidak akan menjamin peningkatan pelayanan kualitas PT KAI.
“Boleh-boleh saja tarif naik atau disamakan jadi Rp 9 ribu, asalkan tidak telat, tidak penuh, dan tidak ada yang duduk di bawah. Soal jarak tempuh enggak masalah, mau diapakan lagi. Saya yakin walau itu dilakukan tak akan ada peningkatan pelayanan,” ujarnya. (als)
Tidak ada komentar