Tawuran Pelajar Merambah Ke Babakan Madang

Berdasarkan saksi mata, puluhan pelajar berseragam putih
abu-abu itu berdatangan dengan cara menumpang sebuah truk dari arah Jalan Raya
Bogor dan turun di simpang pintu gerbang Sirkuit Sentul, lalu menyebar dan
berteduh di bawah pohon yang ada di tepi Jalan Cipampuan Babakan Madang. “Saya
kira mereka mau cari tumpangan truk lainnya, eh ternyata mau tawuran. Malah ada
yang membawa gear motor yang diikat tambang, pak,” jelas Ridwan (47), pemilik
warung klontong.
Dia mengaku sempat terkejut ketika para pelajar yang
sebagian besar menggunakan baju lapisan menutupi seragam sekolah itu secara
tiba-tiba berlarian mengejar tiga pelajar lainnya yang ada di tikungan
Cipampuan. “Satu orang seperti memberi komado kepada gerombolan lalu berteriak-teriak,
itu dia anaknya, kejar!. Warga disini yang melihat kejadian itu jadi kesal pak,”
tambah dia.

Ujang mengaku kesal lantaran selama ini di kampung tempat
kelahirannya itu dinodai oleh aksi tawuran pelajar. Menurutnya kampong
Cipampuan belum pernah ada kejadian tawuran pelajar selama ini. “Mereka bukan
pelajar disini, apalagi bergerombol dengan tampang yang tidak satu orang pun
yang saya kenal. Kalau pelajar disini mah saya hafal mukanya,” ujar dia.
Meskipun tidak mengakibatkan jatuhnya korban, namun kejadian
itu sempat menggemparkan dan mengakibatkabn kemacetan di Jalan Cipampuan
Babakan Madang, lantaran banyak sejumlah pengendara yang berhenti guna
menghindari dampak kerusakan kendaraan akibat tawuran itu.
Pantauan di lokasi, para pelajar brutal itu menghentikan
paksa sebuah mobil bak terbuka di simpang pintu gerbang sirkuit sentul, lalu
tanpa dikomando mereka menumpang kendaraan yang mengarah kearah Jalan Raya
Sentul City dan Jalan Raya Bogor.
Tak hanya itu, ketiga pelajar Babakan Madang yang sempat
dikejar-kejar gerombolan pelajar brutal tadi nampak trauma saat keluar dari
gang kampung sawah. Ketika ditanya dari mana asal sekolah para pelajar yang
mengejar mereka, Adi (bukan nama sebenarnya-Red), pelajar salahsatu SMA di
Babakan Madang, mengaku tidak mengenal rombongan yang hendak menyerangnya.
“Saya mana tahu mereka dari mana, tiba-tiba mereka berlari
kearah kami. Ya saya takut melihat mereka banyak sekali, daripada dikeroyok
mendingan kabur masuk gang,” jawabnya gugup.
Saat dikonfirmasi, Perwira Pengawas Son Son di kantor Polsek
Babakan Madang mengatakan pihaknya sudah menerjunkan dua petugas untuk melakukan
pengecekan dilapangan guna mengantisipasi terjadinya perkelahian pelajar
berlanjut. Pihaknya, melalui Binmas Desa sudah sejak lama bekerjasama dengan
satgas-satgas SMU dan SMK di wilayah Kecamatan Babakan Madang untuk terus
berkoodinasi dalam rangka pembinaan kepada para pelajar untuk menghindari
perkelahian pelajar.
“Setahu saya belum pernah terjadi tawuran pelajar di wilayah
kerja kami. Semua telah terkoordinasi dengan baik, sehingga laporan bisa cepat
sampai melalui Binmas Desa kepada pihak kami untuk dilakukan langkah-langkah
penanganannya,” terang dia kepada Bogor Ekspres di ruang kerjanya. (ICE)
Tidak ada komentar