header_ads

Abah Kanta: Ramalan Umi Tiga Tahun Lalu Pesawat Sukhoi


TAMAN SARI – Terkenal dan hampir setiap tahun gunung yang membatasi wilayah Bogor dan Sukabumi itu memakan korban, diantaranya Pesawat Sukhoi Superjet 100 dinyatakan hilang pada pukul 17:17 WIB Rabu (09/05/2012) lalu.

Bahkan Umi Uha (54) mengaku tidak aneh bila ada tragedi yang menelan korban di Gunung Salak, meskipun dia tidak ingin menjelaskan penyebabnya. 

“Urang meninggal aya lobaan, kapal murak aya dei.. aya dei.. tiasa jang,” katanya singkat saat ditanya beritabogor dikediaman Kampung Sinar Wangi, Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Jum’at (18/5/2012) siang. 

Umi Uha sudah meramalkan akan ada pesawat  bagus dan besar yang jatuh. Ramalan itu dikatakannya sejak 3 tahun silam, bersamaan dengan tragedi pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug  di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo. Hampir semua warga kampung itu membenarkan bahwa Umi Uha memang pernah melontarkan ramalan tersebut.

Hal ini dibenarkan Abah Kanta (56), suami Umi Uha. “Iya, Umi pernah bilang itu. Ternyata benar, saat ada pesawat melintas dan memutar-mutar sebanyak dua kali diatas kampung kami semakin lama semakin rendah dan senyap menghilang,” tambahnya. 

Menurut kesaksian, warga kampung Sinar Wangi sempat melihat ada pesawat yang terbang rendah itu sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu (09/05/2012). “Semula tidak ada yang curiga kalau pesawat itu jatuh, sebab tidak terdengar suara meledaknya,” tambah Dedi (28) pemuda setempat.

Berdasarkan catatan yang berhasil dihimpun beritabogor, sejumlah pesawat yang terkubur di kawasan berketinggian  2.211 m diatas permukaan laut (dpl) selama ini, yakni  pesawat Trike bermesin PKS 098. 

Pesawat yang menelan satu korban jiwa ini jatuh di Lido, Bogor, 10 Oktober 2002. Kemudian pada 29 Oktober 2003, Helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Tujuh korban tewas dalam musibah tersebut: 

Selanjut pada 15 April 2004, pesawat paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Dua orang tewas dalam kejadian itu.

Pada 20 Juni 2004, pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor dan menewaskan 5 orang. Kemudian pada Juni 2008, pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut. Kecelakaan itu menyebabkan 18 orang tewas. Berikutnya, pada 30 April 2009, pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, menewaskan 3 orang.

Gunung Salak merupakan gunung berapi yang mempunyai dua puncak, yakni Puncak Salak I dan II. Letak astronomis puncak gunung ini ialah pada 6°43" LS dan 106°44" BT. Tinggi puncak Salak I 2.211 m dan Salak II 2.180 m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.

Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur. Jalur yang paling ramai digunakan adalah melalui Curug Nangka, Tamansari, Bogor yang letaknya di sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada puncak Salak II.

Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug, Sukabumi. Salak I juga bisa dicapai dari Salak II dari Sukamantri, Ciapus, Tamansari, Bogor. Jalur lain adalah ‘jalan belakang’ lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat Gunung Bunder.

Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.  Asal usul sejarah penamaan Gunung Salak masih simpang siur karena catatan yang ditemukan pada sejumlah prasasti dan tulisan dalam bahasa Sunda kuno tidak dengan jelas menyebutkan sejak kapan Gunung tersebut mulai ada.

“Dikawasan ini tidak boleh merusak bumi, dimana sumber makanan berasal dari bumi serta kita hidup dan mati di bumi. Jadi, amanat dari kakek saya yang wajib saya sampaikan kepada semua orang,” ungkap Abah Izam (78), kepada beritabogor dikediaman Rt04/08 Kampung Cilobak, Tamansari,  Jum’at (18/5/2012).

Terkait misteri yang terkandung pada Gunung Salak, Eman mengaku tidak ada hal aneh di sana meski didominasi wilayah hutan. “Saya belum menemukannya. Mungkin itu merupakan cerita mitos yang disebarkan dari mulut ke mulut,” singkatnya.

Hanya saja, di sana terdapat banyak sekali tempat petilasan atau tempat bersemedi para raja dan pengikutnya. Petilasan suci itu tersebar di berbagai titik. Seperti petilasan milik raja Pajajaran, Prabu Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi di kaki Gunung Salak di daerah Bogor dengan total mencapai lebih dari 91 lokasi. “Mungkin bisa ratusan jumlahnya karena pertapa dalam agama Hindu menyucikan Gunung Salak,” ucapnya.

Di sana juga terdapat makam kuno yang berusia ratusan tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 40 makam. Makam itu milik pemuka agama Hindu yang wafat dan dikuburkan di Gunung Salak. Sehingga, banyak yang menganggap jika ingin memasuki wilayah Gunung Salak, harus menjaga perilaku dan sopan santun.

Misteri lain yang menyelimuti Gunung Salak adalah pernah terdengar cerita ada goa yang di dalamnya berisi belasan patung emas dalam berbagai ukuran. Tapi, hingga kini belum pernah ada bukti empiris yang ditemukan peneliti.

“Tak heran, banyak masyarakat sering datang ke sana dengan berbagai keperluan. Ada yang ingin mendaki, ada juga ingin meminta kekayaan dengan cara pesugihan,” jelasnya. (als)
 Kotak Hitam Sukhoi SuperJet100 Telah Ditemukan




Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.