Abah Kanta: Ramalan Umi Tiga Tahun Lalu Pesawat Sukhoi

Bahkan Umi Uha (54) mengaku tidak aneh bila ada tragedi yang
menelan korban di Gunung Salak, meskipun dia tidak ingin menjelaskan
penyebabnya.
“Urang meninggal aya lobaan, kapal murak aya dei.. aya dei..
tiasa jang,” katanya singkat saat ditanya beritabogor dikediaman Kampung Sinar
Wangi, Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Jum’at (18/5/2012) siang.
Umi Uha sudah meramalkan akan ada pesawat bagus dan besar yang jatuh. Ramalan itu
dikatakannya sejak 3 tahun silam, bersamaan dengan tragedi pesawat latih Donner
milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug di
Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo. Hampir semua warga kampung itu
membenarkan bahwa Umi Uha memang pernah melontarkan ramalan tersebut.
Hal ini dibenarkan Abah Kanta (56), suami Umi Uha. “Iya, Umi
pernah bilang itu. Ternyata benar, saat ada pesawat melintas dan memutar-mutar sebanyak
dua kali diatas kampung kami semakin lama semakin rendah dan senyap menghilang,”
tambahnya.
Menurut kesaksian, warga kampung Sinar Wangi sempat melihat
ada pesawat yang terbang rendah itu sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu (09/05/2012). “Semula tidak ada yang curiga
kalau pesawat itu jatuh, sebab tidak terdengar suara meledaknya,” tambah Dedi
(28) pemuda setempat.
Berdasarkan catatan yang berhasil dihimpun beritabogor, sejumlah
pesawat yang terkubur di kawasan berketinggian 2.211 m diatas permukaan
laut (dpl) selama ini, yakni pesawat Trike bermesin PKS 098.
Selanjut pada 15 April 2004, pesawat paralayang Red Baron GT 500 milik Lido
Aero Sport jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Dua
orang tewas dalam kejadian itu.
Pada 20 Juni 2004, pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor dan menewaskan 5 orang. Kemudian pada Juni 2008, pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut. Kecelakaan itu menyebabkan 18 orang tewas. Berikutnya, pada 30 April 2009, pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, menewaskan 3 orang.
Gunung Salak merupakan gunung berapi yang mempunyai dua puncak, yakni Puncak Salak I dan II. Letak astronomis puncak gunung ini ialah pada 6°43" LS dan 106°44" BT. Tinggi puncak Salak I 2.211 m dan Salak II 2.180 m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
Pada 20 Juni 2004, pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor dan menewaskan 5 orang. Kemudian pada Juni 2008, pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut. Kecelakaan itu menyebabkan 18 orang tewas. Berikutnya, pada 30 April 2009, pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, menewaskan 3 orang.
Gunung Salak merupakan gunung berapi yang mempunyai dua puncak, yakni Puncak Salak I dan II. Letak astronomis puncak gunung ini ialah pada 6°43" LS dan 106°44" BT. Tinggi puncak Salak I 2.211 m dan Salak II 2.180 m dpl. Ada satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
Gunung Salak dapat didaki dari beberapa jalur. Jalur yang paling ramai
digunakan adalah melalui Curug Nangka, Tamansari, Bogor yang letaknya di
sebelah utara gunung. Melalui jalur ini, orang akan sampai pada puncak Salak
II.
Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug, Sukabumi. Salak I juga bisa dicapai dari Salak II dari Sukamantri, Ciapus, Tamansari, Bogor. Jalur lain adalah ‘jalan belakang’ lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat Gunung Bunder.
Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya. Asal usul sejarah penamaan Gunung Salak masih simpang siur karena catatan yang ditemukan pada sejumlah prasasti dan tulisan dalam bahasa Sunda kuno tidak dengan jelas menyebutkan sejak kapan Gunung tersebut mulai ada.
Puncak Salak I biasanya didaki dari arah timur, yakni Cimelati dekat Cicurug, Sukabumi. Salak I juga bisa dicapai dari Salak II dari Sukamantri, Ciapus, Tamansari, Bogor. Jalur lain adalah ‘jalan belakang’ lewat Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu dekat Gunung Bunder.
Gunung Salak meskipun tergolong sebagai gunung yang rendah, akan tetapi memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya. Asal usul sejarah penamaan Gunung Salak masih simpang siur karena catatan yang ditemukan pada sejumlah prasasti dan tulisan dalam bahasa Sunda kuno tidak dengan jelas menyebutkan sejak kapan Gunung tersebut mulai ada.
“Dikawasan ini tidak boleh merusak bumi, dimana sumber
makanan berasal dari bumi serta kita hidup dan mati di bumi. Jadi, amanat dari
kakek saya yang wajib saya sampaikan kepada semua orang,” ungkap Abah Izam
(78), kepada beritabogor dikediaman Rt04/08 Kampung Cilobak, Tamansari, Jum’at (18/5/2012).
Terkait misteri yang terkandung pada Gunung Salak, Eman
mengaku tidak ada hal aneh di sana meski didominasi wilayah hutan. “Saya belum
menemukannya. Mungkin itu merupakan cerita mitos yang disebarkan dari mulut ke
mulut,” singkatnya.
Hanya saja, di sana terdapat banyak sekali tempat petilasan atau tempat bersemedi para raja dan pengikutnya. Petilasan suci itu tersebar di berbagai titik. Seperti petilasan milik raja Pajajaran, Prabu Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi di kaki Gunung Salak di daerah Bogor dengan total mencapai lebih dari 91 lokasi. “Mungkin bisa ratusan jumlahnya karena pertapa dalam agama Hindu menyucikan Gunung Salak,” ucapnya.
Di sana juga terdapat makam kuno yang berusia ratusan tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 40 makam. Makam itu milik pemuka agama Hindu yang wafat dan dikuburkan di Gunung Salak. Sehingga, banyak yang menganggap jika ingin memasuki wilayah Gunung Salak, harus menjaga perilaku dan sopan santun.
Misteri lain yang menyelimuti Gunung Salak adalah pernah terdengar cerita ada goa yang di dalamnya berisi belasan patung emas dalam berbagai ukuran. Tapi, hingga kini belum pernah ada bukti empiris yang ditemukan peneliti.
“Tak heran, banyak masyarakat sering datang ke sana dengan berbagai keperluan. Ada yang ingin mendaki, ada juga ingin meminta kekayaan dengan cara pesugihan,” jelasnya. (als)
Hanya saja, di sana terdapat banyak sekali tempat petilasan atau tempat bersemedi para raja dan pengikutnya. Petilasan suci itu tersebar di berbagai titik. Seperti petilasan milik raja Pajajaran, Prabu Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi di kaki Gunung Salak di daerah Bogor dengan total mencapai lebih dari 91 lokasi. “Mungkin bisa ratusan jumlahnya karena pertapa dalam agama Hindu menyucikan Gunung Salak,” ucapnya.
Di sana juga terdapat makam kuno yang berusia ratusan tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 40 makam. Makam itu milik pemuka agama Hindu yang wafat dan dikuburkan di Gunung Salak. Sehingga, banyak yang menganggap jika ingin memasuki wilayah Gunung Salak, harus menjaga perilaku dan sopan santun.
Misteri lain yang menyelimuti Gunung Salak adalah pernah terdengar cerita ada goa yang di dalamnya berisi belasan patung emas dalam berbagai ukuran. Tapi, hingga kini belum pernah ada bukti empiris yang ditemukan peneliti.
“Tak heran, banyak masyarakat sering datang ke sana dengan berbagai keperluan. Ada yang ingin mendaki, ada juga ingin meminta kekayaan dengan cara pesugihan,” jelasnya. (als)
Kotak Hitam Sukhoi SuperJet100 Telah Ditemukan
Tidak ada komentar