BPS Gelar Rakor Penuntasan Tuna Aksara
CIBINONG - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data 158.995 masyarakat Kabupaten Bogor masih buta aksara atau buta huruf.
Menurut Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturachman (KF), terima kasih kepada BPS dengan data ini menjadi warning bagi kami. Tapi tidak sekedar itu kita butuh data nama dan alamat yang jelas. Jadi tidak sekedar menyelenggarakan kegiatan saja tapi harus tepat sasaran.
Sekali lagi, mari kita bekerja sama pada posisi proporsional masing-masing. Kita harus terus perjuangkan penentasan terhadap buta aksara ini., sampaikan kepada camat saya minta data yang tegas," kata Wakil Bupati dalam acara Rapat Koordinasi Penuntasan Tuna Aksara di Gedung Kesenian, Cibinong, Kamis (20/12/2012).
Keaksaraan adalah satu nama atau istilah yang sangat ideologis. Katakanlah sekitar ada 150.000 warga dengan tuna aksara, dibagi 40 kecamatan berati ada 40.000 di setiap kecamatan.
Ini artinya ancaman terhadap kedaulatan bangsa. Sebagai gambaran Pilkada Kota Bekasi dimenangkan golput 52 persen, secara hukum Walikota menang tapi secara politis ia kalah oleh golput. "Artinya kemenangannya tidak legitimasi, ini bahaya karena memungkinkan ada ketidak patuhan terhadap walikota," tambahnya.
Secara sosial politik walikota akan rendah kedudukannya di mata masyarakat. Ini artinya ada masalah kedaulatan, kalau 50 persen dari 26 Kabupaten Kota se-Jawa Barat seperti ini maka kedaulatan kita runtuh.
Wabup menambahkan, salah satu faktor penyebab semua ini adalah kebuta aksaraan, bagaimana masyarakat akan memilih sementara masyarakat buta aksara. Oleh karenanya hari ini saya mohon bantuan kerjasamanya untuk bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor untuk enentaskan buta aksara. Buta Aksara adalah masalah serius yang dapat mengancam kedaulatan bangsa ini. Perlu ada akselerasi di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa untuk menentaskan tuna aksara.
Angka melek huruf Kabupaten Bogor baru mencapai 97,5 persen, sekitar 2,5 persen jiwa yang masih masuk kategori tuna aksara. Data yang dilansir BPS ini digunakan sebagai acuan Pemerintah Kabupaten Bogor.
Sekira 158 ribu tuna aksara ini tersebar di 40 Kecamatan Kabupaten Bogor dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Cileungsi sebanyak 7.868 jiwa. Sementara berdasarkan kategori usia, usia 60 tahun ke atas 74.965 jiwa.
Untuk usia 15-24 tahun sebanyak 5.922 jiwa, kemudian berdasarkan jenis kelamin terbanyak yakni perempuan usia 60 tahun ke atas sebanyak 50.734 jiwa. Untuk usia remaja, penyandang tuna aksara terbanyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3.104 jiwa sementara perempuan sebanyak 2818 jiwa. Usia remaja yang masih buta huruf terbanyak di kecamatan Caringin sebanyak 424 jiwa.
Pemateri kegiatan ini diisi oleh nara sumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor serta dihadiri 245 peserta yang terdiri dari Kepala Desa, para pendidik, Kepala UPT Dinas Pendidikan, dan Pusat Kegiatan Belajar Amasyarakat. (ice)
Editor: Alsabili
Email: beritabogor2002@ gmail.com
Menurut Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturachman (KF), terima kasih kepada BPS dengan data ini menjadi warning bagi kami. Tapi tidak sekedar itu kita butuh data nama dan alamat yang jelas. Jadi tidak sekedar menyelenggarakan kegiatan saja tapi harus tepat sasaran.
Sekali lagi, mari kita bekerja sama pada posisi proporsional masing-masing. Kita harus terus perjuangkan penentasan terhadap buta aksara ini., sampaikan kepada camat saya minta data yang tegas," kata Wakil Bupati dalam acara Rapat Koordinasi Penuntasan Tuna Aksara di Gedung Kesenian, Cibinong, Kamis (20/12/2012).
Keaksaraan adalah satu nama atau istilah yang sangat ideologis. Katakanlah sekitar ada 150.000 warga dengan tuna aksara, dibagi 40 kecamatan berati ada 40.000 di setiap kecamatan.
Ini artinya ancaman terhadap kedaulatan bangsa. Sebagai gambaran Pilkada Kota Bekasi dimenangkan golput 52 persen, secara hukum Walikota menang tapi secara politis ia kalah oleh golput. "Artinya kemenangannya tidak legitimasi, ini bahaya karena memungkinkan ada ketidak patuhan terhadap walikota," tambahnya.
Secara sosial politik walikota akan rendah kedudukannya di mata masyarakat. Ini artinya ada masalah kedaulatan, kalau 50 persen dari 26 Kabupaten Kota se-Jawa Barat seperti ini maka kedaulatan kita runtuh.
Wabup menambahkan, salah satu faktor penyebab semua ini adalah kebuta aksaraan, bagaimana masyarakat akan memilih sementara masyarakat buta aksara. Oleh karenanya hari ini saya mohon bantuan kerjasamanya untuk bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor untuk enentaskan buta aksara. Buta Aksara adalah masalah serius yang dapat mengancam kedaulatan bangsa ini. Perlu ada akselerasi di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa untuk menentaskan tuna aksara.
Angka melek huruf Kabupaten Bogor baru mencapai 97,5 persen, sekitar 2,5 persen jiwa yang masih masuk kategori tuna aksara. Data yang dilansir BPS ini digunakan sebagai acuan Pemerintah Kabupaten Bogor.
Sekira 158 ribu tuna aksara ini tersebar di 40 Kecamatan Kabupaten Bogor dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Cileungsi sebanyak 7.868 jiwa. Sementara berdasarkan kategori usia, usia 60 tahun ke atas 74.965 jiwa.
Untuk usia 15-24 tahun sebanyak 5.922 jiwa, kemudian berdasarkan jenis kelamin terbanyak yakni perempuan usia 60 tahun ke atas sebanyak 50.734 jiwa. Untuk usia remaja, penyandang tuna aksara terbanyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3.104 jiwa sementara perempuan sebanyak 2818 jiwa. Usia remaja yang masih buta huruf terbanyak di kecamatan Caringin sebanyak 424 jiwa.
Pemateri kegiatan ini diisi oleh nara sumber dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor serta dihadiri 245 peserta yang terdiri dari Kepala Desa, para pendidik, Kepala UPT Dinas Pendidikan, dan Pusat Kegiatan Belajar Amasyarakat. (ice)
Editor: Alsabili
Email: beritabogor2002@ gmail.com

Tidak ada komentar