Bupati Minta Petani Akses Internet
CIBUNGBULANG - Petani Di Bogor harus melek Internet.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor belum gencar memfasilitasi para petani dalam memanfaatkan teknologi informasi, internet.
Selama ini, Pemkab Bogor berkomunikasi dengan para petani melalui tatap muka dan berkomunikasi secara manual, salah satunya melalui acara Boling (Rebo Keliling) dan Jumling (Jumat keliling).
Bupati Bogor Rachmat Yasin menjelaskan program revitalisasi pertanian yang hasilnya diapresiasi baik oleh petani sendiri maupun oleh pemerintah dengan pemberian penghargaan.
Menurutnya, revitalisasi pertanian bukanlah sebatas konsep di atas kertas semata dan bukan sekedar janji janji gombal belaka, tapi akan terus dilakukan pembuktiannya secara lebih kongkret.
Melalui symposium internasional yang digelar di IPB, Rabu (30/10) lalu, juga dibahas tentang komunikasi pembangunan pedesaan berbasis internet. Dalam hal ini internet yang penggunanya sangat banyak di Indonesia, diinspirasikan untuk diarahkan untuk dijadikan sebagai media komunikasi antar petani, para pakar dan stakeholder petanian.
Diskominfo harus segera merealisasikan rancangan grand design teknologi informasi dengan target, seluruh Kabupaten Bogor akan diliputi teknologi informasi, dan seluruh informasi tentang program pemerintah, mulai dari perizinan dan lain sebagainya, akan dapat diakses tanpa harus datang ke kantor Pemda Bogor.
"Dengan demikian selangkah lagi, petani pun dapat mengembangkan pola berkomunikasi berbasis internet untuk saling bertukar informasi dengan sesama stakeholder. Jika melalui komunikasi manual saja produktifitas meningkat, maka bisa dibayangkan akumulasi peningkatannya bila pola komunikasi berkembang melalui internet yang mudah dan cepat," katanya.
Pemerintah juga sudah memberikan bantuan alat-alat penunjang pertanian, diantaranya, traktor untuk menggarap sawah serta handsprayer penyemprot hama tanaman. Hasilnya, ketahanan pangan, produksi padi Kabupaten Bogor awal tahun ini mencapai 547.245 ton selama satu tahun dengan luas sawah totalnya 85.366 hektar di seluruh Kabupaten Bogor.
"Sehingga, produktivitas padi mencapai 6,4 ton per hektar. Bila dikonversikan ke beras, produksi padi akan menyusut sekitar 63 persen. Sehingga produktivitas beras menjadi 344.764 ton," kata Bupati.
Tahun 2013, pemerintah menggenjot produksi beras dengan meningkatkan produktivitas padi hingga 7 ton per hektar. Caranya, bekerjasama dengan Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K). Baik dengan memanfaatkan sawah di dalam hutan milik Perhutani, maupun kerjasama dengan 18 perkebunan di Kabupaten Bogor untuk menanam padi gogo dan padi sawah. (ice)
Editor: Annisa R
Email: redaksiberitabogor@gmail.com
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor belum gencar memfasilitasi para petani dalam memanfaatkan teknologi informasi, internet.
Selama ini, Pemkab Bogor berkomunikasi dengan para petani melalui tatap muka dan berkomunikasi secara manual, salah satunya melalui acara Boling (Rebo Keliling) dan Jumling (Jumat keliling).
Bupati Bogor Rachmat Yasin menjelaskan program revitalisasi pertanian yang hasilnya diapresiasi baik oleh petani sendiri maupun oleh pemerintah dengan pemberian penghargaan.
Menurutnya, revitalisasi pertanian bukanlah sebatas konsep di atas kertas semata dan bukan sekedar janji janji gombal belaka, tapi akan terus dilakukan pembuktiannya secara lebih kongkret.
Melalui symposium internasional yang digelar di IPB, Rabu (30/10) lalu, juga dibahas tentang komunikasi pembangunan pedesaan berbasis internet. Dalam hal ini internet yang penggunanya sangat banyak di Indonesia, diinspirasikan untuk diarahkan untuk dijadikan sebagai media komunikasi antar petani, para pakar dan stakeholder petanian.
Diskominfo harus segera merealisasikan rancangan grand design teknologi informasi dengan target, seluruh Kabupaten Bogor akan diliputi teknologi informasi, dan seluruh informasi tentang program pemerintah, mulai dari perizinan dan lain sebagainya, akan dapat diakses tanpa harus datang ke kantor Pemda Bogor.
"Dengan demikian selangkah lagi, petani pun dapat mengembangkan pola berkomunikasi berbasis internet untuk saling bertukar informasi dengan sesama stakeholder. Jika melalui komunikasi manual saja produktifitas meningkat, maka bisa dibayangkan akumulasi peningkatannya bila pola komunikasi berkembang melalui internet yang mudah dan cepat," katanya.
Pemerintah juga sudah memberikan bantuan alat-alat penunjang pertanian, diantaranya, traktor untuk menggarap sawah serta handsprayer penyemprot hama tanaman. Hasilnya, ketahanan pangan, produksi padi Kabupaten Bogor awal tahun ini mencapai 547.245 ton selama satu tahun dengan luas sawah totalnya 85.366 hektar di seluruh Kabupaten Bogor.
"Sehingga, produktivitas padi mencapai 6,4 ton per hektar. Bila dikonversikan ke beras, produksi padi akan menyusut sekitar 63 persen. Sehingga produktivitas beras menjadi 344.764 ton," kata Bupati.
Tahun 2013, pemerintah menggenjot produksi beras dengan meningkatkan produktivitas padi hingga 7 ton per hektar. Caranya, bekerjasama dengan Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K). Baik dengan memanfaatkan sawah di dalam hutan milik Perhutani, maupun kerjasama dengan 18 perkebunan di Kabupaten Bogor untuk menanam padi gogo dan padi sawah. (ice)
Editor: Annisa R
Email: redaksiberitabogor@gmail.com

Tidak ada komentar