header_ads

Aroma Konspirasi Busuk Kenaikan Harga BBM

BERITA BOGOR - Sepak terjang bakal kabinet Jokowi JK tercium aroma busuk, diawali dengan persetujuan kenaikan harga BBM. 

Rencana presiden terpilih, Joko Widodo yang telah tega menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menuai protes berbagai kalangan, termasuk protes keras yang dilancarkan aktifis Gerakan Persaudaraan Putra Pribumi (GPPP) Bogor Raya.

"Belum dilantik saja Jokowi sudah melakukan hal yang menyengsarakan rakyat, aroma konspirasi busuk sudah nyata tercium. Sebab, keputusannya tidak mempertimbangkan aspek dampak perekonomian rakyat yang saat ini masih dalam himpitan hidup, sulitnya lapangan pekerjaan, dan akan adanya kenaikan harga sembako," ketus H. Rahmat Gunawan, Ketua GPPP Bogor Raya, Senin (15/9/2014). 

Menurutnya, keputusan ini sebagai bukti bahwa Pemerintahan Jokowi-JK nantinya tidak akan berpihak kepada rakyat karena tidak konsisten terhadap nasionalisasi migas. 

"Apalagi saat menjabat sebagai Gubernur Jakarta, Jokowi sering sesumbar akan menasionalisasi migas. Tapi, setelah resmi menang pemilihan presiden (pilpres), Jokowi malah berencana menaikan harga BBM. Dia berdalih menyelamatkan APBN. Kebijakan ini tidak berpihak kepada rakyat," ungkapnya.

Dirinya sangat pesimis pembatalan kenaikan BBM bisa terealisasi bila hanya mengandalkan peranan pejabat. Oleh karena itu masyarakat harus berjuang bersama untuk menggagalkan kenaikan BBM. Meskipun, potensi migas per tahun bisa mencapai Rp 20.000 triliun. Tapi realisasi APBN hanya sebesar Rp 1,5 ribu triliun. (als) Editor: Alsabili

Foto: Sejumlah mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) 
Universitas Riau (UR) menahan truk tanki BBM bersubsidi di Pekanbaru (5/9).




Diberdayakan oleh Blogger.