UNIT HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG BOGOR
UNIT HEMODIALISA
Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong
Kabupaten Bogor
.
A. Pengantar
A. Pengantar
RSUD Cibinong merupakan salah satu dari empat Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor selain dari RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang dan RSUD Cileungsi.
Sesuai dengan visi RSUD Cibinong yang dipimpin oleh Drg. Tri Wahyu Harini,MM.M.Kes , senantiasa mengembangkan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Diantaranya adalah melayani masyarakat yang menderita Penyakit Ginjal dengan membuka Unit Pelayanan Hemodialisa (Cuci Darah).
Unit Hemodialisa RSUD Cibinong dipimpin oleh dr.Anton Isdijanto,SpPD.
B. Serba Serbi Hemodialisa
Apakah Hemodialisa ?
Hemodialisa adalah tindakan yang dilakukan untuk membantu beberapa fungsi ginjal yang terganggu atau rusak saat ginjal tidak lagi mampu melaksanakannya. Pada umumnya diketahui di masyarakat Hemodialisa atau lebih dikenal dengan Cuci Darah adalah jenis pengobatan yang dilakukan pada penderita Gagal Ginjal.
Gagal Ginjal adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat mengfungsikan kedua ginjalnya dengan baik. Keadaan ini mengakibatkan kotoran/sampah yang seharusnya dikeluarkan bersama urin malah masuk ke dalam darah dan membuat peredaran darah berjalan tidak lancar. Maka dari itulah dilakukan Hemodialisa untuk membersihkan kotoran/sampah sisa pencernaan yang masuk ke dalam darah.
Kapan seseorang harus menjalani terapi Hemodialisa ?
Terapi Hemodialisa dibutuhkan apabila fungsi ginjal seseorang telah mencapai tingkatan akhir (tingkat V) dari Gagal Ginjal Kronik. Menurut Konsensus Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) (2003) secara ideal semua pasien dengan Laju Filtrasi Goal (LFG).
Kurang dari 15 ml/menit, LFG kurang dari 10 ml/menit dengan gejala Uremia/Malnutrisi dan LFG kurang dari 5 ml/menit walaupun tanpa gejala, dapat menjalani terapi Hemodialisa.
Kurang dari 15 ml/menit, LFG kurang dari 10 ml/menit dengan gejala Uremia/Malnutrisi dan LFG kurang dari 5 ml/menit walaupun tanpa gejala, dapat menjalani terapi Hemodialisa.
Siapa saja yang beresiko menjalani terapi Hemodialisa ?
Menurut National Kidney Foundation (2009), orang yang beresiko menjalani terapi Hemodialisa adalah orang yang memiliki Faktor Resiko terkena Penyakit Ginjal Kronik. Adapun Faktor Resiko Penyakit Ginjal Kronik, yaitu pada pasien Diabetes Mellitus atau Hipertensi, Obesitas atau Perokok, berumur lebih dari 50 tahun; dan individu dengan riwayat penyakit Diabetes Mellitus,Hipertensi, dan Penyakit Ginjal dalam keluarga.
Apakah Tujuan Terapi Hemodialisa ?
Tujuan Hemodialisa adalah untuk Kuratif (Pengobatan) dan Promotif (Peningkatan).
Tujuan Hemodialisa untuk Kuratif (Pengobatan) antara lain :
1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi eksresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti Ureum,Kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
3. Mengganti fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan lain.
1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi eksresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti Ureum,Kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
3. Mengganti fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan lain.
Tujuan Hemodialisa untuk Promotif (Peningkatan), yaitu :
Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
Bagaimana cara memperoleh pelayanan Hemodialisa ?
Untuk memperoleh pelayanan Hemodialisa, Pasien berobat ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam, lalu setelah melalui pemeriksaan medis dan penunjang medis seperti pemeriksaan Laboratorium, serta Dokter menyatakan Pasien memerlukan terapi Hemodialisa, maka Dokter akan memberikan surat pengantar ke Unit Hemodialisa.
Berapa lama proses Hemodialisa berlangsung ?
Proses Hemodialisa akan berlangsung selama kurang lebih empat atau lima jam, tergantung keadaan fisik anda. Selama masa itu hanya sebagian kecil darah anda berada di luar tubuh, karena akan segera dikembalikan ke dalam tubuh anda.
Bagaimana cara kerja Hemodialisa ?
Sebuah ginjal buatan disambung dengan mesin Hemodialisa. Sebuah selang infus akan bertugas mengalirkan darah dari tubuh anda untuk dibersihkan di ginjal buatan, selang infus lainnya akan mengalirkan kembali darah ke tubuh anda. Proses ini yang akan membuang sampah dan air yang berlebih dari tubuh anda.
Unit Hemodialisa RSUD Cibinong mulai beroperasi sejak tanggal 1 November 2012.
C. Unit Hemodialisa RSUD Cibinong
Unit Hemodialisa RSUD Cibinong merupakan suatu Unit Pelayanan Kesehatan yang melakukan proses Hemodialisa atau cuci darah bagi penderita Disfungsi Ginjal.
Unit Hemodialisa RSUD Cibinong dipimpin oleh dr.Anton Isdijanto,SpPD, mulai beroperasi pada tanggal 1 November 2012, dengan jumlah mesin Hemodialisa sebanyak 4 (empat) unit.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan pasien akan terapi Hemodialisa, maka pada Bulan Maret 2014 mesin Hemodialisa ditambah sebanyak 3 (tiga) Unit sehingga totalnya berjumlah 7 (tujuh) Unit, dengan peruntukan 1 Unit adalah untuk pasien rawat Inap.
Pada saat ini RSUD Cibinong sedang mengembangkan Unit Hemodialisa dengan cara merenovasi ruangan Hemodialisa dan juga berencana untuk menambah Unit mesin Hemodialisa sebanyak 6 Unit sehingga total menjadi 13 Unit Mesin Hemodialisa, dengan harapan Masyarakat kabupaten Bogor dan sekitarnya lebih banyak lagi yang dapat dilayani di RSUD Cibinong.
Unit Hemodialisa RSUD
Cibinong merupakan suatu Unit Pelayanan Kesehatan yang melakukan proses
Hemodialisa atau cuci darah bagi penderita Disfungsi Ginjal.
D. Penutup
Hemodialisa adalah suatu pengobatan yang dilakukan oleh penderita Gagal Ginjal. Penderita Gagal Ginjal Akut harus terus menerus melakukan Hemodialisa sampai akhirnya mendapatkan Donor Ginjal. Apabila Penderita Gagal Ginjal Akut tidak mendapatkan Donor Ginjal, maka harus melakukan Hemodialisa seumur Hidup.
Agar terhindar dari Penyakit pada umumnya dan penyakit gagal Ginjal pada khususnya, maka kita semua harus melaksanakan POLA HIDUP SEHAT. Diantaranya adalah makan makanan bergizi dan seimbang atau tidak berlebihan dan tidak mengkonsumsi minuman berenergi atau minuman bersoda secara berlebihan, sebaiknya banyak minum air putih, berolah raga secara teratur, istirahat yang cukup, dan tidak merokok, serta hindari Stres.
Selain itu, sebaiknya kita melakukan cek kesehatan rutin setiap enam bulan. Seperti kata pepatah MENCEGAH LEBIH BAIK DARI PADA MENGOBATI.
Bogor, 6 Oktober 2014
.
Drg.TRI WAHYU HARINI,MM
Direktur RSUD Cibinong
.
6/10/2014
31/10/2014